Barangkali, dewasa adalah tentang menghabiskan malam-malam singkat dengan menangis seorang diri sembari mengulang drama episode hidup hari ini atau entah memori-memori lama yang menyimpan trauma oleh siapa. Yang membekas yang puing-puing pecahan rasa sakitnya masih tersimpan di sana, entah di bagian tubuhmu sebelah mana.
Barangkali, dewasa adalah tentang mengorbankan, mengikhlaskan, merelakan, entah sebutan apa yang sebaiknya digunakan. Cita-cita yang tak kesampaian, mimpi-mimpi yang masih perlu diraba-raba, dirasa-rasa sebaiknya atau seandainya, mungkin juga sudah seharusnya. Ingin yang tak kunjung datang, kesempatan atau bahkan ketidaksengajaan.
Barangkali, dewasa adalah tentang menutup telinga. Dari bising suara tawa pencapaian sebagian orang, riuhnya tangis kegagalan atas usaha maksimal yang dibalas penghakiman. Halus lembut, tuntut menuntut, agar jalan hidup semua orang sesuai standar. Yang sungguh, tak pernah ada standardisasinya.
Barangkali, dewasa adalah tentang gerak bibir yang tiada henti dari satu doa ke doa lain. Tentang perkara bisa makan enak, tidur nyaman hidup bahagia, keluarga harmonis, masa depan cerah, pasangan tepat, tubuh sehat, kematian yang baik atau yang paling sederhana,"menemukan alasanuntuk tetap hidup".
Percayalah, disetiap rasa yang tak bisa kamu definisikan itu, Tuhan menemanimu. Mendengar suara batinmu yang tak pernah terdengar di telinga manusia manapun kecuali degup jantungmu.