Pandemi dan Refleksi diri
Kali ini kita sama, dihadapan mereka.
Dihadapan Tuhan juga isi bumi yang tengah gelisah.
Terpenjara
Terasingkan
Tertekan
Tersadar pada satu kenyataan pahit bahwa selama ini kita sedang sakit.
Sakit oleh tuntuntan hidup yang membuat kita hilang rasa pada sesama, berbangga pada harta.
Kasta dan agama jadi sekat
Pangkat jadi ukuran derajat
Kali ini kita melebur jadi satu
Saling menguatkan, saling membantu
Kita tersadar bahwa tiap nyawa punya arti, punya nilai.
Kita terjebak, tak bisa bergerak
Dan rindu jadi satu-satunya tujuan.
Rindu pada apa-apa yang dulunya kita anggap biasa. Pada jalanan pagi yang tak istimewa, pada kemacetan yang memuakkan, pada teman, sanak saudara, pekerjaan, sekolah, hingga kantor yang pernah membuat kita meminta untuk diistirahatkan sejenak.
Kita sadar, Ah! Kali ini Tuhan benar-benar menghimpun seluruh do'a kita menjadi satu jawaban.
Coba Rasakan
Dihadapan Tuhan juga isi bumi yang tengah gelisah.
Terpenjara
Terasingkan
Tertekan
Tersadar pada satu kenyataan pahit bahwa selama ini kita sedang sakit.
Sakit oleh tuntuntan hidup yang membuat kita hilang rasa pada sesama, berbangga pada harta.
Kasta dan agama jadi sekat
Pangkat jadi ukuran derajat
Kali ini kita melebur jadi satu
Saling menguatkan, saling membantu
Kita tersadar bahwa tiap nyawa punya arti, punya nilai.
Kita terjebak, tak bisa bergerak
Dan rindu jadi satu-satunya tujuan.
Rindu pada apa-apa yang dulunya kita anggap biasa. Pada jalanan pagi yang tak istimewa, pada kemacetan yang memuakkan, pada teman, sanak saudara, pekerjaan, sekolah, hingga kantor yang pernah membuat kita meminta untuk diistirahatkan sejenak.
Kita sadar, Ah! Kali ini Tuhan benar-benar menghimpun seluruh do'a kita menjadi satu jawaban.
Coba Rasakan
