Tentang dia
Aku tidak sempurna, dia pun sama. Padanya aku percaya, meski ragu terkadang. Padaku ia bahagia, meski milikku penuh kurang. Tapi menerima adalah bagian dari membangun cinta, kan? Mengubur masa lalu, mengikhlaskan kecewa. Buruknya jadi bagian yang ingin ku lengkapi, pun baiknya adalah bagian yang selalu ku syukuri. Salah jadi pelajaran untuk berbenah. Marah jadi pelajaran untuk tak berbalik arah. Tidakkah bersama lebih baik dari seorang diri? Bukankah mimpi-mimpi lebih jelas jika ditemani? Bisakah aku jadi tempatnya pulang? Mampukah dia jadi tempat cerita paling tenang? Akankah kita mampu menjadi pendengar segala gusar? Menjadikan janji dan kompromi jadi penengah untuk segala sakit hati di kemudian hari.
Ataukah kita terlalu berani bermimpi menjadi satu jiwa dalam dua raga? Jika memang iya, semoga semesta memberikan alasan untuk kita mampu saling menolak, saling berjarak. Hingga kelak masing-masing do'a kita mampu menemukan jawaban dari segala tanya di kepala.