Last but not least
Tidak pernah menyangka bahwa takbiran pertamaku di Purwokerto ditemani dengan air mata seorang ibu dan anak yang menangisi kepergian suami/ayahnya. Menyaksikan seseorang terhenti nafasnya di depan mata adalah salah satu kejadian yang paling tidak berani ku saksikan. Pun gemetaran memesan ambulan, kesal mendengar ketidakbersediaan, sedih menyaksikan linangan air mata. Kehilangan orang tercinta adalah bagian paling menyakitkan untuk kita semua. Dibalik gemetarnya tangan sang ibu menjabat tanganku sembari mengucap terima kasih adalah kenangan praktik klinik dan apotekku yang bahkan tidak akan didapatkan oleh banyak mahasiswa praktik lainnya. Ah lagi-lagi Allah Maha bercanda, Dia ingatkanku bahwa kematian tidak pernah menunggu taubatku. Mau sehebat apa gelar seorang tenaga medis yang menangani, mati adalah takdir yang pasti.