Berbenah
Desember ini penuh hikmah. Desember ini penuh hujan. Hujan langit hingga air mata.
Dipenuhi dengan banyak amanah, banyak harapan, hingga banyak titipan dari banyak orang membuat perjalanan yang saya tempuh terasa diawasi oleh banyak orang. Antara puji dan caci sebanding. Seolah mengiringi. Seringkali, perasaan serta euphoria ini kurang dari 24 jam berganti. Ada luka dibalik tawa atau tertawa setelah terluka? Entahlah, sekedar berpura-pura bahagia atau benar-benar bahagia. Rasanya samar. Sama saja. Atau terkesan menghindar? Menghindar untuk tidak bersedia mendengar apa yang ingin diutarakan hati. Hanya saja semua yang terjadi membuat saya berpikir, ternyata benar kata kebanyakan orang, terkadang untuk mengendalikan perasaan kita butuh jeda. Kita butuh waktu untuk memilah perasaan. Kita butuh sedetik, semenit, sejam, sehari hingga seminggu untuk menemukan cara menyikapi perasaan dengan bijak. Karena mendidik diri sendiri itu butuh pemikiran yang tidak hanya luas, namun juga keras. Keras untuk mengatakan jangan dulu dibagi, belum saatnya. Jangan dulu ditulis, ada waktunya. Selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian. Selalu ada.Dan mulai hari ini saya semakin sering memberi ruang tersendiri untuk mendidik hati. Untuk bertanya sekali lagi, sudahkah saya bersyukur hari ini?